• Setelah beton diaduk, diangkut dan dituangkan, ia masih mngandung udara dalam bentuk rongga udara.
• Pemadatan adalah untuk mengeluarkan udara sebanayak mungkin, kalau dapat kurang dari 1 % (tidak termasuk air entrainment).
• Jumlah udara yg terjebak tergantung pada kelecakan beton segar. Beton dengan slump sebesar 25 mm mengandung udara 20%. Itu sebabnya beton denan slump rendah memerlukan pemadatan yg lebih baik.
• Untuk setiap 1% udara, kekuatan akan menurun 5 sampai 6%.
• Rongga udara akan menambah permeabilitas, yg akan mengurangi ketahanan beton. Tidak mampu menghadapi cairan yg gak agresif maupun pelapukan akibat cuaca (weathering), menyebabkan karatan, juga akan mengurangi lekatan beton dgn baja.
Pemadatan adukan beton ialah usaha agar sesedikit mungkin pori/rongga yang terjadi di dalam beton, untuk menjaga mutu beton sesuai dengan yang dikehendaki. Pemadatan beton segar ini dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin.
Pemadatan dilakukan segera setelah beton dituang. Kebutuhan akan alat pemadat disesuaikan dengan kapasitas pengecoran dan tingkat kesulitan pengerjaan. Pemadatan dilakukan sebelum terjadinya initial setting time pada beton. Dalam praktik di lapangan, pengindikasian initial setting dilakukan dengan cara menusuk beton tersebut dengan tongkat tanpa kekuatan. Jika masih dapat ditusuk sedalam 10 cm, berarti setting time belum tercapai.
Pemadatan dimaksudkan untuk menghilangkan rongga-rongga udara yang terdapat dalam beton segar. Dari dibawah ini terlihat bahwa bertambahnya kandungan udara dalam beton akan menyababkan kekuatan tekan beton berkurang.
Pengaruh rongga-rongga udara pada kekuatan tekan beton
Pada pengerjaan beton dengan kapasitas kecil, alat pemadat dapat berupa kayu atau besi tulangan. Untuk pengecoran dengan kapasitas lebih besar dari 10 m³, alat pemadat mesin harus digunakan. Alat pemadat ini lebih dikenal dengan nama vibrator atau alat getar. Pemadatan dilakukan dengan penggetaran. Campuran beton akan mengalir dan memadat karena rongga-rongga akan terisi dengan butir-butir yang lebih halus. Alat getar ini dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Alat getar intern (internal vibrator), yaitu alat getar yang berupa tongkat dan digerakan dengan mesin. Untuk menggunakannya, tongkat dimasukkan ke dalam beton pada waktu tertentu, tanpa harus menyebabkan bleeding.
b) Alat getar cetakan (external vibrator or form vibrator), yaitu alat getar yang mengetarkan form work sehingga betonnya bergetar dan memadat.
Beberapa pedoman umum dalam proses pemadatan adalah :
a) Pada jarak yang berdekatan /pendek, pemadatan dengan alat getar dilaksanakan dalam waktu yang pendek.
b) Pemadatan dilaksanakan secara vertikal dan jatuh dengan beratnya sendiri.
c) Tidak menyebabkan terjadinya bleeding.
d) Pemadatan merata.
e) Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan bekisting.
f) Alat getar tidak berfungsi untuk mengalirkan, mengangkut atau memindahkan beton.
Pemadatan secara manual dilakukan dengan alat berupa tongkat baja atau tongkat kayu. Adukan beton yang baru saja dituang harus segera dipadatkan dengan cara ditusuk-tusuk dengan tongkat baja/kayu. Sebaiknya tebal beton yang ditusuk tidak lebih dari 15 cm. Penusukan dengan tongkat itu dilakukan beberapa waktu sampai tampak suatu lapisan pasta di atas permukaan beton yang dipadatkan itu. Pemadatan yang terlalu lama dapat mengakibatkan beton kurang padat kembali.
Pemadatan dengan bantuan mesin dilakukan dengan alat getar (vibrator). Alat getar itu mengakibatkan getaran pada beton segar yang baru saja dituang, sehingga mengalir dan menjadi padat. Penggetaran yang terlalu lama harus dicegah untuk menghindari mengumpulnya agregat kasar di bagian bawah dan hanya mortal (air, semen, dan agregat halus) yang ada di bagian atas. Alat getar yang biasa dipakai ada 2 macam, yaitu; 1. Alat getar tusuk (internal vibrator), ialah alat getar berupa “seperti tongkat”. Alat getar ini digetarkan dengan mesin dan ditusukkan ke dalam beton segar yang baru saja dituang. 2. Alat getar cetakan (form vibrator; external vibrator), ialah alat getar yang ditempelkan di bagian luar cetakan sehingga cetakan bergetar dan membuat beton segar ikut bergetar pula sehingga memadat
1. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMADATAN
· Environmental factor, temperature : ground temperature, wind speed, solar flux.
· Mix property factor, aggregate : gradasi, ukuran, bentuk fracture faces, volume, ASPAL BINDER : sifat kimia, sifat phisik dan jumlahnya.
· Construction factor : roller, jenis, jumlah, kecepatan dan timing, jumlah lintasan, tebal hamparan, FACTOR LAIN : temperature produksi AMP, jarak angkut, waktu tempuh dan poundation support.
· Environmental factor ditentukan kapan pengaspalan dilakukan.
· Construction factor yang paling dapat dikendalikan diadaptasi untuk seluruh pemadatan.
· Temperaur akhir pemadatan disebut cessation temperature dimana merupakan batas temperature hotmix masih bias dipadatkan yaitu 79c (175 F).
2. PERTIMBANGAN PEMADATAN
· Agar diperoleh usaha pemadatan yang menguntungkan maka alat pemadat dapat dilakukan pada hamparan yang dapat menerima pemadatan yang tidak menyebabkan shaving( temperature tinggi).
· Menjamin hamparan dipadatkan mencapai kadar pori yang ditetapkan sebelum cessation temperature ( temperature akhir) hal ini dapat dilakukan dengan menhitung waktu hamparan menjadi dingin dari saatdihamparkan sampai cessation temperature.
3. PERALATAN PEMADATAN
· Ada tiga macam peralatan untuk pemadatan yaitu : 1) Paver Screet 2) Steel Wheeled Roller 3) Pneumatic Tire Roller, setiap peralatan memadatkan dengan dua cara prinsif yaitu:
1. Menggunakan berat sendiri pada campuran dan menekan material pada daerah titik kontak, jadi tekanan membesar dan makin berat peralatan makin besar tekanannya.
2. Dengan menghasilkan shear strees antara material compressed dibawah daerah titik kontak dan material uncompressed sekitarnya, kecepatan, kecepatan peralatan yang rendah dapat mengurangi tingkat shear, yang akan meningkatkan shearing strees, dengan tingginya shearing strees lebih mudah pengaturan agregat dalam konvigurasi yang lebih padat.
4. POLA PEMADATAN
· Pola pemadatan serta urutan, kecepatan, jumlah pasing dan lokasi untuk mencakup pemadatan hamparan yang menghasilkan : 1) pemadatan yang merata mencapai tingkat tertentu 2) kerataan permukaan tertentu 3) penyelesaian pemadatan sebelum waktu cessation dicapai.
· Overlap antara pemadatan arah memanjang harus 15 cm untuk menjamin tidak meninggalkan celah antara pasing disebelahnya.
· Roller harus membelok sedikit demi sedkit untuk tidak menghasilkan bow hump.
· Roller harus berhenti pada titik yang berlainan supaya tidak menghasilkan hump.
· Bila memadatkan sisi hamparan pertama yang tidak ada tekanan yang dilakukan 15 cm – 30 cm dari sisi terluar yang tidak dipadatkan, baru selanjutnya dipadatkan pada pemadatan kedua.
· Bila memadatkan sambungan memanjang, yang pertama digilas bagian yang panas selebar 15-30 cm, baru digilas hamparan selanjutnya.
· Untuk pemadat roda besi operasikan alat pemadat yang mempunyai penggerak lebih dulu untuk mencegah terjadinya hump.
Sumber : https://aprekecil.blogspot.co.id/2012/03/vibrating-pemadatan-beton.html
Sumber : https://aprekecil.blogspot.co.id/2012/03/vibrating-pemadatan-beton.html
Ilmunya sangat bermanfaat
BalasHapus